Langsung ke konten utama

OpenSUSE Leap 42.2 ~ Installing ownCloud server and client


Akhirnya, seperti senang. Karena saya bisa dengan layak memasang peladen ownCloud, setidaknya buat bahan latihan, pada perangkat keras yang saya gunakan. Kebetulan, sistem operasi yang saya gunakan saat ini adalah OpenSUSE. Jadi...senang ajah sich. udah gituh.

Panduan pemasangan yang dijadikan acuan adalah panduan pada github [0]. Untuk beberapa langkah yang ada pada panduan tersebut, seperti pemasangan Apache, MySQL, dan PHP (AMP) bisa dilewatkan, pada perangkat yang saya gunakan, karena sebelumnya saya sudah memasang paket-paket tersebut. Jadi...kita akan pokus pada pemasangan peladen ownCloud-nya sendiri.

Langkah pertama yang saya lakukan adalah memeriksa persyaratan terkait berkas php.ini. Saya mengikuti konfigurasi yang dituliskan pada panduan tersebut. Merubah nilai-nilai yang diperlukan pada cantuman-cantuman yang ada di dalam berkas php.ini. Setelah itu, saya akan mengaktifkan beberapa ekstensi yang disarankan pada panduan tersebut.

Setelah melakukan modifikasi setelan pada php.ini, berikutnya sesuai panduan, saya memeriksa modul-modul yang sekiranya nanti akan dibutuhkan oleh peladen ownCloud, apakah telah aktif atau belum. Modul-modul yang (sepertinya) dibutuhkan oleh peladen ownCloud didaftar pada panduan. Untuk memastikannya, kita bisa memeriksanya dengan perintah:

# apachectl -M

Silahkan periksa apakah modul-modul yang dibutuhkan, sudah aktif atau belum.

Langkah berikutnya setelah memeriksa modul adalah membuat direktori data peladen ownCloud. Karena ini merupakan hal utama yang akan ditanyakan oleh peladen ownCloud di dalam bagian pemasangannya nanti. Untuk hal ini, saya mengikuti panduan, dengan membuat direktori data pada direktori /mnt.

Setelah direktori data peladen ownCloud dibuat, saya memasang aplikasi peladen ownCloud dengan memasukkan kode sumber peladen ownCloud ke dalam direktori web pada perangkat (direktori webnya adalah /srv/www/htdocs) dengan cara:

# wget https://download.owncloud.org/community/owncloud-9.1.3.zip
# unzip owncloud-9.1.3.zip
# chown -R wwwrun owncloud

Setelah itu, silahkan buka peramban yang biasa digunakan lalu kita mulai proses pemasangan peladen ownCloud dengan memasukkan alamat ipataudomainanda/owncloud. Dalam hal ini, karena saya mencobanya secara lokal, maka alamat pemasangannya adalah localhost/owncloud.

Ternyata saya masih menemui kendala. Saya menemui pesan galat seperti ini pada saat pemasangan:


Ternyata masih ada kekurangan paket yang perlu dipasang. PHP5-Curl. Okay, cari paket tersebut:

# zypper se curl
# zypper in php5-curl

Setelah paket tersebut terpasang, alhamdulillah, pemasangan peladen ownCloud bisa dilanjutkan. Ulang proses, nanti akan memunculkan laman seperti ini, apabila tidak ada masalah lebih lanjut:


Silahkan sesuaikan isi dari ruas-ruas yang kosong sesuai dengan data yang kita sudah siapkan sebelumnya. Kredensial yang saya gunakan sama dengan kredensial yang ada pada panduan. Biar lebih mudah. Setel username dan password sesuai kebutuhan. Sesuaikan direktori data seperti yang telah dibuat sebelumnya. Dalam hal ini lokasi data peladen ownCloud yang saya buat ada di /mnt/owncloud_data. Kredensial pangkalan data sesuaikan dengan pangkalan data yang telah dibuat.

Setelah itu semua, apabila tidak ada masalah lebih lanjut, makan akan muncul tampilan seperti ini:


Nah...selesai. Peladen ownCloud sudah siap untuk digunakan. Langkah berikutnya yang mungkin bisa dilakukan adalah menyusun nomenklatur penyimpanan data yang diperlukan serta pengguna untuk mengakses peladen ownCloud nanti.

Sesuai judul, setelah peladen ownCloud, yang saya lakukan berikutnya adalah pemasangan klien ownCloud. Sebetulnya ini untuk keperluan belajar ajah sich. Mencoba, proses sinkorinsasinya seperti apa. Jadi, pemasangan untuk klien ownCloud ini relatif lebih mudah karena penggunaan paketnya sudah diatur dengan baik melalui laman ini:

https://software.opensuse.org/download/package?project=isv:ownCloud:desktop&package=owncloud-client

Tinggal pilih, distribusi GnU/Linux apa yang digunakan. Karena saya menggunakan OpenSUSE Leap 42.2, maka seluruh proses akan dipandu menggunkan Yast dan ... setelah selesai kita bisa langsung menggunakannya. Nama aplikasinya setelah terpasang adalah ownCloud desktop sync client. Di bawah ini adalah tangkapan layar untuk mulai menyetel klien ownCloud supaya terintegrasi dan tersinkronisasi dengan sistem yang digunakan:

Gambar 1. Masukkan alamat peladen ownCloud

Gambar 2. Masukkan kredensial yang diperlukan

Gambar 3. Pilih metode sinkronisasi bagaimana yang diinginkan

Gambar 4. Mau membuka direktori melalui peramban internet atau peramban berkas

Gambar 5. Tampilan ketika hasil sinkronisasi dibuka melalui peramban berkas

Cukup mudah bukan? Seperti tidak asing ya. Ya, kalau kita biasa menggunakan aplikasi seperti Dropbox atau Google Drive, maka menggunakan ownCloud ini sama mudahnya.

Demikian. Semoga tulisan ini bermanfaat sebagaimana bagi saya, untuk pengingat :).

Bahan bacaan:
[0] https://github.com/iosifidis/owncloud-opensuse-leap



Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Great Raid

Udah pernah nonton film yang satu ini? Bagi penggemar film2 action terutama film2 perang dunia ke-2, anda harus nonton film ini. Film ini nyeritain tentang PDII yang terjadi di Asia Pasifik. Buat gue, film ini menambah wawasan tentang kekejaman PDII yang terjadi ngga' hanya di belahan Eropa sana (perang lawan Jerman), tapi juga di kawasan Asia-Pasifik (perang lawan Jepang), CMIIW. Perang di Asia-Pasifik juga ngga' kalah ganasnya dengan yang terjadi di Eropa. Terutama kalo ngeliat perlakuan tentara Jepang terhadap POWs (Prisoner of Wars-red). Film ini mengisahkan tentang pembebasan 500 (sebenernya 512) orang tawanan perang di Camp Cabanatuan yang telah menjadi tawanan selama 3 tahun. Operasi pembebasan ini diinisiasi oleh 6th Army Rangers Batallion, yang dipimpin oleh Letkol Henry Mucci. Untuk strategi diserahkan kepada Kapt. Robert Prince, yang kalo menurut gue, strategi penyerangan dan pembebasan yang luar biasa. Hampir ngga' ada kesalahan, bersiihhh...!!! Kesalahan yang t

Tampilan Terbagi ~ Notepad++

logo notepad++ (sumber wikipedia) Mesti dah pada paham lah, apa itu notepad++ . Ya? Pemahaman sederhana saya, notepad++ merupakan salah satu perangkat penyunting teks yang digunakan, utamanya, untuk menyunting berkas  pemrograman. Tentunya, lingkungan yang digunakan adalah lingkungan sistem operasi MS-Windows. Bisa saja digunakan untuk menyunting hal lain. Atau bahkan membuat berkas teks mandiri guna keperluan selain dari penulisan bahasa pemrograman. Saya ngga' akan menjelaskan panjang lebar tentang apa dan bagaimana aplikasi ini. Yang ingin saya tuliskan di sini hanya, bagaimana membuat tampilan terbagi ( split view ) pada notepad++. Apa guna? Bagi saya, untuk membandingkan isi dari satu skrip (pemrograman) dengan skrip yang lain. Fungsi ini saya perlukan disaat saya ingin melihat perubahan dari skrip yang saya susun (namun memiliki kutu) dengan skrip hasil perbaikan kawan saya. Mari kita mulai dengan gambar pertama. Di bagian ini, kita buka berkas yang ingin kita su

Add new admin user without adding role - SLiMS Short Tutorial

Tulisan ini berisi cara singkat bekerja dengan SLiMS, suatu aplikasi otomatisasi perpustakaan yang dapat diunduh dan dipelajari lewat situs https://slims.web.id . Kali ini akan menjelaskan, apa efeknya apabila kita membuat akun pengguna laman Admin tanpa menambahkan fungsi untuk pengguna tersebut. Fungsi untuk pengguna dapat didefinisikan terlebih dahulu via modul System sub-menu User Group . Yang terjadi, apabila kita membuat pengguna laman admin tanpa menambahkan fungsi kerjanya, seperti yang terlihat pada gambar di atas. Tidak ada modul yang dapat diakses, karena akun pengguna tersebut tidak "ditugaskan" untuk mengakses modul. Setelah mendefinisikan fungsi kerja, jangan lupa dicentang ketika membuat akun pengguna laman Admin. Seperti ditunjukkan pada bagian yang ter- highlight  pada gambar di atas. Setelah itu, dapat dipastikan, akun pengguna tersebut dapat mengakses modul-modul yang telah ditetapkan berdasarkan fungsi kerja yang dibuat. Semoga berma