Sesuai dengan judulnya, dan logonya, distro Linux yang dipasang kali ini memang versi lama. BlankOn 5 dengan kode Nanggar. Ada yang masih pakek rilis ini? Entah kenapa, tiba-tiba, setelah dipasang, saya jadi kangen dengan antarmuka gnome2. Saya cukup lama menggunakan Linux dengan antarmuka gnome2. Dimulai dari Ubuntu 5.10, sampai akhirnya Ubuntu memutuskan penggunaan gnome2, sejak gnome naik versi menjadi gnome3.
Begitu jugak dengan BlankOn. Distribusi Linux yang dirancang dan dirakit di dalam negeri (Indonesia) ini pada awalnya jugak menggunakan gnome2. Pada awal saya kenal ya, sejak rilis Konde kalo ngga' salah. Pada waktu itu, BlankOn masih distribusi turunan Ubuntu. Jadi bisa mengkombinasikan repositori BlankOn dengan repositori Ubuntu. Sampai akhirnya Pengembang BlankOn memutuskan untuk membuat BlankOn Panel dan Manokwari.
Hnah, untuk yang satu ini, BlankOn Nanggar, secara tidak sengaja saya menemukan CD hasil bakaran dari rilis ini di dalam tumpukan CD dan DVD yang saya bawa dari rumah ortu, kemarin. Pertama kali yang ada dipikiran saya, rilis ini akan saya pakek buat dipasang di komputer kawan (satu kantor) yang instalasi Linux Mint-nya tiba-tiba rusak. Ngga' bisa boot. Katanya, ada yang salah dengan Linux header apaaa gituh lah, pas di-boot.
Dan ternyata, hasil bakarannya masih bisa digunaken! Surprise, surprise, berjalan lebih mulus dibanding Linux Mint 9 XFCE yang sebelumnya terpasang. Ya, keterbatasan ukuran RAM memilih saya mencari distribusi yang ringan. Apakah dengan begitu Nanggar bisa dibilang ringan? :D. Dengan ukuran RAM hanya 384mb, Nanggar bisa berjalan dengan baik. Walaupun mungkin, akan "sedikit" lambat kalau diajak ber-multi-tugas.
Lalu, setelah selesai pasang, yang berikutnya dilakukan adalah menyetel repositori. Ada 2 repositori yang akan dipasang, repositori BlankOn dan Ubuntu. Yang BlankOn ngga' ada masalah, karena untuk versi di bawah Rote (BlankOn 8), semuanya disimpan di blankon-legacy. Asiknya lagi, repositori blankon-legacy juga dah dibuatin cerminnya di repositori kampus. Jadi bisa lebih cepet dhe :).
Cilakanya, justru untuk repositori Ubuntu-nya sudah banyak yang ngga' ada cerminnya. Untuk informasi, BlankOn Nanggar menggunakan repositori Ubuntu 9.04 Jaunty Jackalope. Ngga' bingung, tapi sedikit lama buat nyarinya, karena beberapa tautan yang dicari lewat Google, ternyata sudah menghapus repositori untuk rilis ini.
E ternyata, ngga' jauh-jauh, Ubuntu jugak menyediakan repositori untuk rilis-rilis lama dengan asumsi (saya pribadi), rilis-rilis ini masih banyak yang menggunakan. lokasinya ngga' jauh-jauh, ada di http://old-releases.ubuntu.com.
Ya, gapapa dhe. Unduh pembaruannya memang akan "sedikit" lama. Tapi tak mengapa, yang penting sekarang (dan nanti) saya bisa memperbarui pemasangan segar dari Nanggar yang (sepertinya) sudah bersemayam dengan tenang di komputer kawan saya itu :).
Ah ... (jadi tersenyum sendiri) betapa indahnya dunia dengan adanya Linux. Terlalu manis untuk dilewatkan.
Begitu jugak dengan BlankOn. Distribusi Linux yang dirancang dan dirakit di dalam negeri (Indonesia) ini pada awalnya jugak menggunakan gnome2. Pada awal saya kenal ya, sejak rilis Konde kalo ngga' salah. Pada waktu itu, BlankOn masih distribusi turunan Ubuntu. Jadi bisa mengkombinasikan repositori BlankOn dengan repositori Ubuntu. Sampai akhirnya Pengembang BlankOn memutuskan untuk membuat BlankOn Panel dan Manokwari.
Hnah, untuk yang satu ini, BlankOn Nanggar, secara tidak sengaja saya menemukan CD hasil bakaran dari rilis ini di dalam tumpukan CD dan DVD yang saya bawa dari rumah ortu, kemarin. Pertama kali yang ada dipikiran saya, rilis ini akan saya pakek buat dipasang di komputer kawan (satu kantor) yang instalasi Linux Mint-nya tiba-tiba rusak. Ngga' bisa boot. Katanya, ada yang salah dengan Linux header apaaa gituh lah, pas di-boot.
Dan ternyata, hasil bakarannya masih bisa digunaken! Surprise, surprise, berjalan lebih mulus dibanding Linux Mint 9 XFCE yang sebelumnya terpasang. Ya, keterbatasan ukuran RAM memilih saya mencari distribusi yang ringan. Apakah dengan begitu Nanggar bisa dibilang ringan? :D. Dengan ukuran RAM hanya 384mb, Nanggar bisa berjalan dengan baik. Walaupun mungkin, akan "sedikit" lambat kalau diajak ber-multi-tugas.
Lalu, setelah selesai pasang, yang berikutnya dilakukan adalah menyetel repositori. Ada 2 repositori yang akan dipasang, repositori BlankOn dan Ubuntu. Yang BlankOn ngga' ada masalah, karena untuk versi di bawah Rote (BlankOn 8), semuanya disimpan di blankon-legacy. Asiknya lagi, repositori blankon-legacy juga dah dibuatin cerminnya di repositori kampus. Jadi bisa lebih cepet dhe :).
Cilakanya, justru untuk repositori Ubuntu-nya sudah banyak yang ngga' ada cerminnya. Untuk informasi, BlankOn Nanggar menggunakan repositori Ubuntu 9.04 Jaunty Jackalope. Ngga' bingung, tapi sedikit lama buat nyarinya, karena beberapa tautan yang dicari lewat Google, ternyata sudah menghapus repositori untuk rilis ini.
E ternyata, ngga' jauh-jauh, Ubuntu jugak menyediakan repositori untuk rilis-rilis lama dengan asumsi (saya pribadi), rilis-rilis ini masih banyak yang menggunakan. lokasinya ngga' jauh-jauh, ada di http://old-releases.ubuntu.com.
Ya, gapapa dhe. Unduh pembaruannya memang akan "sedikit" lama. Tapi tak mengapa, yang penting sekarang (dan nanti) saya bisa memperbarui pemasangan segar dari Nanggar yang (sepertinya) sudah bersemayam dengan tenang di komputer kawan saya itu :).
Ah ... (jadi tersenyum sendiri) betapa indahnya dunia dengan adanya Linux. Terlalu manis untuk dilewatkan.
Komentar