tempo hari, saiah dan teman saiah sempet sedikit berargumentasi perihal tersedia atau tidak editor partisi di ubuntu 9.10. dia bersikeras bahwa sudah tersedia editor partisi di ubuntu 9.10. hodobnya saiah, begitu bicara editor partisi, yang terfikir adalah gparted[0]. tidak terfikir akan perangkat lunak lain diluar gparted. dan gparted tidak tersedia secara default, harus kita install secara mandiri lewat repositori. btw, memang tersedia kalo kita menggunakan live cd (lupa apa masih ada di live cd-nya ubuntu 9.10).
beberapa hari yang lalu, ketika sedang menjelajah kembali software2 yang sudah terinstal di dalem sl400, penasaran membuka satu aplikasi di dalam system -> administration yang namanya disk utility. begitu dibuka, ternyata...ini yang jadi bahan perdebatan kita kemaren. kalo liat di about-nya, aplikasi itu bernama palimpsest[1]. buatannya redhat. soale copyrightnya ke redhat :D.
tampilannya sederhana. lebih menarik gparted sebetulnya, dengan tampilan grafiknya itu. tapi...walopun sederhana, software ini sangat informatif. yang jelas, apa yang gparted lakukan, bisa dilakukan di software ini. yang lebih asoynya, dunno apakah ini by default ada di palimpsest, ada fitur smart untuk melihat kondisi hardisk kita. lalu, kalo kita klik more information, akan ditampilkan seluk beluknya hardisk kita, walopun saiah pribadi ngga' ngerti semuanya. lebih jelasnya, ada digambar terlampir.
jadi...akhirnya, saiah akan mengakui ke temen saiah, kalo memang ada editor partisi yang by default sudah terpasang di ubuntu 9.10 :).
*bahan bacaan:
[0] http://gparted.sourceforge.net/
[1] http://wiki.linuxquestions.org/wiki/Palimpsest
Udah pernah nonton film yang satu ini? Bagi penggemar film2 action terutama film2 perang dunia ke-2, anda harus nonton film ini. Film ini nyeritain tentang PDII yang terjadi di Asia Pasifik. Buat gue, film ini menambah wawasan tentang kekejaman PDII yang terjadi ngga' hanya di belahan Eropa sana (perang lawan Jerman), tapi juga di kawasan Asia-Pasifik (perang lawan Jepang), CMIIW. Perang di Asia-Pasifik juga ngga' kalah ganasnya dengan yang terjadi di Eropa. Terutama kalo ngeliat perlakuan tentara Jepang terhadap POWs (Prisoner of Wars-red). Film ini mengisahkan tentang pembebasan 500 (sebenernya 512) orang tawanan perang di Camp Cabanatuan yang telah menjadi tawanan selama 3 tahun. Operasi pembebasan ini diinisiasi oleh 6th Army Rangers Batallion, yang dipimpin oleh Letkol Henry Mucci. Untuk strategi diserahkan kepada Kapt. Robert Prince, yang kalo menurut gue, strategi penyerangan dan pembebasan yang luar biasa. Hampir ngga' ada kesalahan, bersiihhh...!!! Kesalahan yang t
Komentar